Selasa, 22 November 2011

kita terlalu individual dan bukan sebagai sebuah tim

kekalahan di final cabang sepak bola dalam Sea Games 2011 menambah panjang lagi puasa akan gelar bagi timnas Indonesia. ya sudah kiranya kita merindukan prestasi yang selama ini begitu miskin prestasi dari cabang sepak bola. terakhir kali kita mendapatkan medali mas cari cabang sepak bola yaitu 20 tahun yang lalu yaitu Sea Games tahun 1991.

tapi apa daya di final yang mempertemukan antara Indonesia melawan Malaysia berlangsung klimaks. setelah melewati 2 x 45 menit serta babak perpanjangan waktu dan adu tendangan pinalti akhirnya timnas Indonesia harus tertunduk lesu dan harus merelakan medali mas jatuh ke tentangga kita yaitu Malaysia.

sekali lagi kita kita telah dipecundangi oleh Malaysia, setelah sebelmunya di final Piala AFF kita kalah agregat 2 - 4 dengan harimau malaya. ya pertemuan dnegan malaysia merupakan suatu gensi tersendiri penuh dengan nuansa emosional serta nasionalisme,walaupun secara geografis kita berdekatan tapi tidak jarang kita terlibat gesekan-gesekan sosial, politik dan juga budaya sejak jaman Bung Karno dengan slogan "GANYANG MALAYSIANYA"

tapi apa daya kita harus mengakui dengan jujur jika organisasi permainan malaysia lebih baik dan bermain sebagai sebuah tim yang merupakan satu kesatuan. mungkin secara indvidu kita lebih unggul. hal ini bisa kita lihat di trio papua yang ada di Timnas U23 yaitu Wanggai, bonai serta Okto. tapi apakah dalam permainan sepak bola cukup hanya mengandalkan teknik individu saja. padahal sepak bola merupakan permainan sebuah tim dan bukan permainan individual.

sangat jelas sekali bagaimana Indonesia belum memainkan permainan sepak bola dengan baik dengan benar. Maksudnya dengan pakem sepakbola yang semestinya. Bagaimana cara mengumpan yang benar dan mengurangi kesalahan elementer dalam permainan sepak bola. Bagaimana cara bertahan man to man dan zonal. Bagaimana pemain harus selalu berada di titik tertentu dalam situasi kehilangan bola. Bagaimana bergerak seirama saat kawannya tengah menguasai bola. Bagaimana pemain harus menjaga jarak dengan temannya tidak lebih dari 5 meter. Bagaimana berusaha merebut bola dari lawan, bagaimana membayangi lawan dan bagaimana-bagaimana lainnya.

Pendeknya, banyak pemain Indonesia yang belum paham bagaimana organisasi permainan sepakbola dijalankan. Padahal itu sangat mendasar. Karena setelah itu baru masuk dalam pembicaraan tahap lanjutan seperti skill individu, penggemblengan fisik, taktik dan strategi. Bermain sepakbola yang katanya simpel itu bukan hanya soal menendang, menyundul dan berlari.

kekalahan dari Malaysia seharusnya menjadi pelajaran yang sangat berharga karena permainan sepak bola tidak hanya mengandalkan teknik individu saja tapi juga membutuhkan kolektivitas kerjasama tim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar