Minggu, 18 Desember 2011

museum Batiwakkal, peninggalan kerajaan Gunung Tabur

Batiwakkal , merupakan museum sejarah peninggalan kerajaan Gunung Tabur yang terletak di Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau. Musaeum yang diresmikan pada 1992 ini terbagi menjadi 6 ruangan dan digunakan untuk menyimpan koleksi peninggalan kerajaan yang berjumlah sekitar 549 buah.
Sejarah mencatat, awal mula berdirinya Kerajaan Gunung Tabur berawal pada masa kepemimpinaan raja Berau ke 9 yaitu Aji Dilayas yang memiliki 2 permaisuri dan dari keduanya ia dikaruniai 2 orang anak. Dualisme kepimpinan muncul setelah raja Aji Dilayas meninggal dunia karena kedua putranya, yaitu Pangeran Tua dan Pangeran Dipati mengklaim sebagai pengganti raja yang telah wafat.
Menurut Aji Suahidi selaku kepala museum, untuk mengakhiri konflik dualisme kepemimpinan maka diadakan musyawarah sebagai jalan keluarnya. Wilayah Berau dibagi menjadi 2 wilayah. Pangeran tua menguasai daerah sebelah selatan sungai Kuran menuju hulu sampai wilayah kelai (Cikal bakal wilayah kerajaan Sambaliung) sedangkan Pangeran Dipati mendapat jatah di sebelah utara sungai Kuran menuju hulu sampai wilayah sungai Segah (cikal bakal kerajaan Gunung tabur). Dimana kedua pangeran beserta keturunannya silih berganti menjadi pemimpin di berau. Akhirnya di tahun 1800 keturunan Pangeran Dipati yaitu Muhammad Badaruddin melepaskan diri dari kerajaan Berau dan mendirikan kerajaan Gunung Tabur.
“Pada masa perang dunia II, istana kerajaan Gunung Tabur dibom oleh sekutu, karena peristiwa itu pulalah kami harus tinggal dan menetap untuk sementara waktu dirumah penduduk” ujar Aji Kenik Berau (AKB) Sanipah ketika ditemui di rumah peristirahatannya, di samping museum Batiwakkal.
Sebagai cagar budaya peninggalan masa lalu, kerajaan Gunung Tabur merupakan salah satu identitas dari Kabupaten Berau, maka diperlukan peran serta dari Pemerintah Daerah. Tercatat baru sekitar 600an pengunjung setiap bulannya dan ketika musim libur tiba terjadi peningkatan menjadi sekitar 1000 pengunjung.
Pariwisata berau tidak hanya mengandalkan sektor keindahan alam semata karena terdapat juga sektor wisata yang memiliki nilai sejarah, budaya dan peradaban yang tinggi.
Disinilah diperlukan peranan yang lebih dari pemerintah Daerah. Selain dalam pemeliharaannya, pemerintah seharusnya lebih menggalakan gerakan “Sadar Museum”, karena lewat museumlah kita bisa melihat dan mengenal apa yang terjadi di wilayah Berau dimasa lalu.
Sebagai bangsa yang besar harus bisa menghargai sejarahnya. Sejarah sebagai identitas bangsa, sejarah sebagai kisah perjuangan bangsa. Oleh Karena itu, dari peristiwa sejarah kita bisa memetik manfaat dan pelajaran untuk melangkah kedepan dengan lebih baik lagi.